Senin, 07 Juli 2008

KEJADIAN UNIK

Bocah TK Semaput
Makan Cokelat Isi Narkoba

Selasa, 10 Juni 2008
JAKARTA (Suara Karya): Lima orang bocah Taman Kanak-kanak (TK) Sekar Bangsa, Yayasan Panti Nugraha, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (9/6), semaput usai menelan cokelat yang ternyata narkoba Happy Five. Kelimanya berjalan dengan limbung sehingga menabrak pintu dan tembok kelas.

Seorang guru TK Sekar Bangsa, Yana, mengatakan, kelima anak itu berjalan sempoyongan usai mengonsumsi cokelat. "Saya pikir mereka keracunan," katanya. Melihat kondisi yang demikian, kelimanya, yakni Noval, Rida Wahyu, Andrian, Rushi Ilalang, serta Valerian Andri, segera dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Jakarta Selatan.

Ke-5 bocak TK itu akhirnya dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Fatmawati. Rida mulai bisa bercerita. Namun, Andrian yang menelan lima pil Happy Five, yang mereka kira cokelat, hingga berita ini diturunkan masih dalam keadaan pingsan.

Pada kesempatan ber-beda, dokter di IGD RS Fatmawati, Dr Ugi Sugiri, mengungkapkan, Happy Five merupakan sejenis pil koplo dan merupakan varian barunya. "Happy Five menyebabkan efek melayang. Yang pakai obat ini langsung geleng-geleng. Efeknya fly dan serasa terbang seperti jenis narkoba lainnya," katanya menjelaskan. Sementara itu, Kapolsek Cilandak Kompol Makmur Simbolon, di RS Fatmawati, mengatakan, pihaknya segera mencari tahu dari mana lima anak TK itu mendapatkan pil narkoba Happy Five tersebut. Terungkap, "cokelat" itu diperoleh dari Sri, ibu korban yang bernama Rida Wahyu.

Pihak polisi pun segera menanyai Sri yang tengah menunggui anaknya, Rida Wahyu. "Kami juga menyelidiki Sri mendapatkan barang tersebut dari mana. Takutnya dia (Sri--Red) beli dari seseorang dan tidak mengetahui kalau itu narkoba," kata Kapolsek Cilandak. Ternyata Sri mengakui kalau "cokelat" itu diperolehnya dari sang suami yang baru pulang dari luar kota.

"Dari suami saya. Dari suami saya," kata Sri di RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Dia mengungkapkan, cokelat itu diberikan suaminya sebagai oleh-oleh dari luar kota. Dia kemudian memberikan cokelat itu kepada anaknya, Rida Wahyu. Sang anak membawa cokelat itu ke sekolah dan membagikannya kepada teman-temannya. Sehingga, terjadilah kelima anak yang memakan cokelat itu fly.

Seperti diungkapkan Kapolsek Cilandak Kompol Makmur Simbolon, saat ini Kanit Narkoba Polsek Cilandak sedang mencari suami Sri untuk dimintai keterangan. "Masih diselidiki, belum pasti asal-muasalnya," ujar Kapolsek Cilandak.

Di bagian lain, bus pariwisata AG-6678-TU yang membawa rombongan anak TK terbakar di dekat Termimal Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Diinformasikan, akibat peristiwa itu tiga orang meninggal dunia. "Kabarnya memang ada tiga yang meninggal. Tapi kita masih belum pasti," kata Agus, petugas sipil Polsek Batu. Peristiwa terbakarnya bus tersebut terjadi sekitar pukul 10.30 WIB. (Budi Seno/Andira)

Mengapa Kucing Berkumis?

Omong-omong soal judul tulisan ini, agak lucu ya. Lah, mengapa kucing berkumis? Jawabannya ya karena Tuhan menciptakan kumis pada kucing.

Haha, maksud saya, kenapa kucing berkumis? Apa gunanya kumis pada kucing?

Kumis kucing memberikan informasi sensoris penting. Kumis ini juga berperan di dalam komunikasi antarkucing.

Dalam bahasa ilmiah, kumis kucing ini disebut sebagai vibrissae atau rambut taktil. Ada 3 kelompok kumis kucing, yaitu sisi pipi, di atas mata, dan di bagian belakang kaki depan. Mengapa kumis kucing ini bias berperan sebagai sensor?

Karena ia dikelilingi oleh syaraf-syaraf dan pembuluh-pembuluh darah. Gerakan paling ringan yang mengenai sehelai kuis pun akan menimbulkan sensasi tersendiri.

Guna kumis kucing?

Kumis kucing sangat membantunya bergerak di tempat gelap, saat berburu misalnya. Saat mendapatkan mangsa, rambut kumis juga memberikan sinyal-sinyal yang tepat mengenai keberadaan posisi makanan berikutnya.

Makanya, jangan sekali-kali memotong kumis kucing. Kasian, itu kan sensor yang dia miliki

Kamis, 03 Juli 2008

Bagaimana Semut Berkomunikasi??


Semut adalah makhluk hidup dengan populasi terpadat di dunia. Perbandingannya, untuk setiap 700 juta semut yang muncul ke dunia, hanya terdapat 40 kelahiran manusia. Semut merawat bayi-bayi mereka, melindungi koloni, bertempur, memproduksi dan menyimpan makanan. Bahkan ada koloni yang melakukan pekerjaan yang bersangkutan dengan “pertanian” atau “peternakan”. Masyarakat semut disebut koloni, yang terorganisasi luar biasa baik. Tatanan organisasinya memiliki peradaban yang mirip dengan peradaban manusia.

Semut pencari pergi ke sumber makanan yang baru ditemukan. Lalu mereka memanggil semut lain dengan cairan yang disebut feromon, yang disekresikan dalam kelenjar-kelenjar mereka. Saat kerumunan di sekitar makanan membesar, sekresi feromon membatasi pekerja. Jika makanan sangat kecil atau jauh, pencari menyesuaikan jumlah semut yang mencoba mencapai makanan dengan mengeluarkan isyarat. Jika makanan besar, semut mencoba lebih giat untuk meninggalkan lebih banyak jejak, sehingga lebih banyak semut dari sarang yang membantu para pemburu. Apa pun yang terjadi, tak pernah ada masalah dalam konsumsi makanan dan pemindahannya ke sarang, karena di sini ada “kerja tim” yang sempurna.

Contoh lain berkaitan dengan semut penjelajah yang bermigrasi dari sarang ke sarang. Semut ini mendekati sarang tua dari sarang yang baru ditemukan dengan meninggalkan jejak.
Para pekerja lain memeriksa sarang baru itu dan jika mereka yakin, mereka juga mulai meninggalkan feromon mereka sendiri (jejak kimiawi) di atas jejak lama. Oleh karena itu, semut yang berjalan di antara dua sarang itu meningkat jumlahnya dan mereka menyiapkan sarang. Selama pekerjaan ini, semut pekerja tidak bersantai. Mereka membangun organisasi dan pembagian kerja tertentu di antara mereka.

Tugas seluruh kelompok yang diperkirakan oleh semut yang mendeteksi sarang baru adalah sebagai berikut:
1. Bertindak sebagai pengumpul di wilayah baru.
2. Datang ke wilayah baru dan berjaga.
3. Mengikuti penjaga untuk menerima perintah pertemuan.
4. Membuat survei terperinci wilayah tersebut.

Tentu saja, kita tidak bisa menyepelekan saja tanpa perenungan bahwa rencana aksi sempurna tersebut telah dipraktikkan semut sejak hari pertama mereka muncul. Pembagian kerja yang disyaratkan rencana seperti ini tidak dapat diterapkan oleh individu yang hanya memikirkan hidup dan kepentingannya sendiri. Lalu muncullah pertanyaan berikut: “Siapa yang mengilhamkan rencana ini dalam diri semut selama berjuta tahun dan siapa yang memastikan penerapannya?”

Semua kategori komunikasi yang disebut di atas dapat dikelompok-kan dalam judul “Isyarat Kimiawi”. Isyarat kimiawi ini memainkan peran terpenting dalam organisasi koloni semut. Semiokemikal adalah nama umum zat kimia yang digunakan semut untuk tujuan menetapkan komunikasi. Pada dasarnya ada dua jenis semiokemikal, yaitu feromon dan alomon.

Alomon adalah zat yang digunakan untuk komunikasi antargenus. Namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, fero-mon adalah isyarat kimiawi yang terutama digunakan dalam genus yang sama dan saat disekresikan oleh seekor semut dapat dicium oleh yang lain. Zat kimia ini diduga diproduksi dalam kelenjar endokrin. Saat semut menyekresi cairan ini sebagai isyarat, yang lain menangkap pesan lewat bau atau rasa dan menanggapinya. Penelitian mengenai feromon semut telah menyingkapkan bahwa semua isyarat disekresikan menurut kebutuhan koloni. Selain itu, konsentrasi feromon yang disekresikan semut bervariasi menurut kedaruratan situasi.

Seperti terlihat, diperlukan pengetahuan kimia yang mendalam untuk mengelola tugas yang dilakukan semut. Kita dapat menganalisis zat kimia yang diproduksi semut hanya melalui uji laboratorium, dan harus menuntut ilmu bertahun-tahun untuk dapat melakukannya. Namun semut dapat menyekresikan zat ini kapan saja mereka perlu, dan telah melakukannya sejak hari mereka menetas, serta tahu betul tanggapan apa yang perlu diberikan kepada setiap sekresi.

Kenyataan bahwa mereka dapat mengidentifikasi zat kimia secara tepat begitu menetas menunjukkan adanya “instruktur” yang memberi mereka pendidikan ilmu kimia saat menetas. Mengklaim hal sebaliknya berarti menerima bahwa semut telah mempelajari ilmu kimia perlahan-lahan dan mulai melakukan percobaan: ini melanggar logika. Semut mengenal zat-zat kimia ini tanpa pendidikan apa pun saat menetas.

Kita tak bisa berkata bahwa semut lain atau makhluk hidup lain adalah “guru” semut itu. Tak ada serangga, tak ada makhluk hidup, termasuk manusia, yang mampu mengajari semut cara memproduksi zat kimia dan berkomunikasi dengannya. Jika ada tindakan pengajaran sebelum lahir, satu-satunya kehendak yang mampu melakukan tindakan ini adalah Allah, yang merupakan Pencipta segala makhluk dan “Rabb [Pendidik]” langit dan bumi.

Rabu, 02 Juli 2008

perbandingan kurikulum 2004 dan 2006

Banyak kalangan, termasuk aparat Depdiknas dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membuat statement bahwa Kurikulum 2004 (atau KBK) tidak terlalu jauh berbeda dengan Kurikulum 2006 yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan baru ditetapkan pemberlakuannya oleh Mendiknas melalui Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tanggal 2 Juni 2006. Saya tidak tahu, apakah penyataan mereka itu dimaksudkan untuk “menghibur guru” agar tidak resah menghadapi perubahan kurikulum ini. Mengingat Kurikulum 2004 ini masih dalam taraf ujicoba yang lebih luas sejak tahun pembelajaran 2004/2005 dan belum semua sekolah sudah menerapkan secara utuh Kurikulum 2004. Namun apa daya, kini sudah dimunculkan kurikulum baru, Kurikulum 2006. Sehingga muncullah statement yang “menghibur” tersebut.
Hal ini adalah ironis, karena menunjukkan pemahaman yang sangat dangkal mereka terhadap Kurikulum 2006 tersebut. Saya menduga mereka hanya “mengulang-ulang” pernyataan dari BSNP, aparat Pusat Kurikulum, Pejabat Depdiknas yang bermaksud meredam agar Kurikulum 2006 tidak mendapat tentangan dari ujung tombak pendidikan : guru dan sekolah, atau gejolak yang meresahkan masyarakat dan dunia pendidikan. Jika saja mereka sudah melakukan pembandingan secara mendalam kedua kurikulum tersebut, niscaya mereka akan mengatakan bahwa Kurikulum 2004 dengan Kurikulum 2006 berbeda secara nyata, secara signifikan. Memang harus diakui dalam beberapa hal ada kesamaan atau kemiripan antara keduanya.
Berikut ini saya rangkum perbedaan dan persamaan antara Kurikulum 2004 dan Kurikulum 2006 (periksa tabel)
Tabel : Perbandingan Kurikulum 2004 dan 2006
ASPEK KURIKULUM 2004 KURIKULUM 2006
1. Landasan Hukum • Tap MPR/GBHN Tahun 1999-2004
• UU No. 20/1999 – Pemerintah-an Daerah
• UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian diganti dengan UU No. 20/2003
• PP No. 25 Tahun 2000 tentang pembagian kewenangan • UU No. 20/2003 – Sisdiknas
• PP No. 19/2005 – SPN
• Permendiknas No. 22/2006 – Standar Isi
• Permendiknas No. 23/2006 – Standar Kompetensi Lulusan
2. Implementasi /
Pelaksanaan
Kurikulum • Bukan dengan Keputusan/ Peraturan Mendiknas RI
• Keputusan Dirjen Dikdasmen No.399a/C.C2/Kep/DS/2004 Tahun 2004.
• Keputusan Direktur Dikme-num No. 766a/C4/MN/2003 Tahun 2003, dan No. 1247a/ C4/MN/2003 Tahun 2003. • Peraturan Mendiknas RI No. 24/2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri No. 22 tentang SI dan No. 23 tentang SKL
3. Ideologi Pendidik-
an yang Dianut • Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif • Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif
4. Sifat (1) • Cenderung Sentralisme Pendidikan : Kurikulum disusun oleh Tim Pusat secara rinci; Daerah/Sekolah hanya melaksanakan • Cenderung Desentralisme Pendidikan : Kerangka Dasar Kurikulum disusun oleh Tim Pusat; Daerah dan Sekolah dapat mengembangkan lebih lanjut.
5. Sifat (2) • Kurikulum disusun rinci oleh Tim Pusat (Ditjen Dikmenum/ Dikmenjur dan Puskur) • Kurikulum merupakan kerangka dasar oleh Tim BSNP
6. Pendekatan • Berbasis Kompetensi
• Terdiri atas : SK, KD, MP dan Indikator Pencapaian • Berbasis Kompetensi
• Hanya terdiri atas : SK dan KD. Komponen lain dikembangkan oleh guru
7. Struktur • Berubahan relatif banyak dibandingkan kurikulum sebelumnya (1994 suplemen 1999)
• Ada perubahan nama mata pelajaran
• Ada penambahan mata pelajaran (TIK) atau penggabungan mata pelajaran (KN dan PS di SD) • Penambahan mata pelajaran untuk Mulok dan Pengem-bangan diri untuk semua jenjang sekolah
• Ada pengurangan mata pelajaran (Misal TIK di SD)
• Ada perubahan nama mata pelajaran
• KN dan IPS di SD dipisah lagi
• Ada perubahan jumlah jam pelajaran setiap mata pelajaran
8. Beban Belajar • Jumlah Jam/minggu :
• SD/MI = 26-32/minggu
• SMP/MTs = 32/minggu
• SMA/SMK = 38-39/minggu
• Lama belajar per 1 JP:
• SD = 35 menit
• SMP = 40 menit
• SMA/MA = 45 menit • Jumlah Jam/minggu :
• SD/MI 1-3 = 27/minggu
• SD/MI 4-6 = 32/minggu
• SMP/MTs = 32/minggu
• SMA/MA= 38-39/minggu
• Lama belajar per 1 JP:
• SD/MI = 35 menit
• SMP/MTs = 40 menit
• SMA/MA = 45 menit
9. Pengembangan
Kurikulum lebih
lanjut • Hanya sekolah yang mampu dan memenuhi syarat dapat mengembangkan KTSP.
• Guru membuat silabus atas dasar Kurikulum Nasional dan RP/Skenario Pembelajaran • Semua sekolah /satuan pendidikan wajib membuat KTSP.
• Silabus merupakan bagian tidak terpisahkan dari KTSP
• Guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
10. Prinsip
Pengembangan
Kurikulum 1. Keimanan, Budi Pekerti Luhur, dan Nilai-nilai Budaya
2. Penguatan Integritas Nasional
3. Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika
4. Kesamaan Memperoleh Kesempatan
5. Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi
6. Pengembangan Kecakapan Hidup
7. Belajar Sepanjang Hayat
8. Berpusat pada Anak
9. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinam-bungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
11. Prinsip
Pelaksanaan
Kurikulum Tidak terdapat prinsip pelaksanaan kurikulum 1. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
1. Menegakkan lima pilar belajar:
1. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. belajar untuk memahami dan menghayati,
3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
4. belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain,
5. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembela-jaran yang efektif, aktif, kreatif & menyenangkan.
3. Memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan perbaik-an, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisinya dengan memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
1. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling meneri-ma dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada
5. Menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan meman-faatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
6. Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Diselenggarakan dalam kese-imbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
12. Pedoman
Pelaksanaan
Kurikulum 1. Bahasa Pengantar
2. Intrakurikuler
3. Ekstrakurikuler
4. Remedial, pengayaan, akselerasi
5. Bimbingan & Konseling
6. Nilai-nilai Pancasila
7. Budi Pekerti
8. Tenaga Kependidikan
9. Sumber dan Sarana Belajar
10. Tahap Pelaksanaan
11. Pengembangan Silabus
12. Pengelolaan Kurikulum Tidak terdapat pedoman pelaksanaan kurikulum seperti pada Kurikulum 2004.
Untuk sementara baru 12 aspek yang saya temukan, dimana hanya 2 (dua) hal saja yang sama, yakni landasan ideologis dan pendekatan yang digunakan. Sementara 10 aspek lainnya berbeda sangat nyata, meskipun ada kemiripan pada butir-butir tertentu.
PERBEDAAN ESENSI SK DAN KD
Hal yang sering dikatakan oleh pejabat Depdiknas dan Dinas Pendidikan, bahwa Kurikulum 2004 dan 2006 adalah pada aspek Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya. Sepintas memang ya, padahal sesungguhnya tidak semuanya benar.
Dalam Kurikulum SD/MI 2004 hanya terdapat satu SK masing-masing jenjang kelas untuk hampir semua mata pelajaran. Namun dalam Kurikulum 2006 terdapat dua SK untuk setiap jenjang kelas untuk seluruh mata pelajaran plus rinciannya pada kelas dan pelajaran tertentu. Masing-masing SK sudah diplot mana yang untuk semester 1 dan 2. Sementara itu, batasan semacam ini tidak ada pada Kurikulum 2004.
KD-KD yang ada dalam Kurikulum 2004 ada yang masih digunakan dengan rumusan yang sama atau mirip dengan rumusan KD dalam Kurikulum 2006. Ada beberapa KD Kurikulum 2004 yang dibuang. Ada beberapa KD yang baru dalam Kurikulum 2006. Sehingga kalau ruang lingkup materi (scope) ini dijadikan ukuran, maka memang tidak terlalu banyak perbedaan Kurikulum 2004 dengan Kurikulum 2006. Namun KD-KD yang ada dalam Kurikulum 2004 tersebut direkonstruksikan kembali, ditata kembali sedemikian rupa sehingga menjadi sangat berbeda dalam urutannya (sequence).
Walaupun ruang lingkup materi yang sama antara kedua kurikulum tersebut, namun karena urutan penyajian per kelasnya menjadi berbeda, maka kedua kurikulum tersebut berbeda. Sebagai contoh, ada KD pada kelas III SD untuk mata pelajaran IPS yang dipindahkan ke kelas II. Beberapa KD dalam mata pelajaran IPS di SD dipindahkan dari kelas VII ke kelas VIII, atau sebaliknya. KD untuk PKN di SMP dipindahkan ke kelas VIII dan IX dari kelas VII. Sebaliknya ada KD di kelas VIII yang diturunkan ke kelas VII.
Pemindahan KD sebagai penataan kembali KD dari Kurikulum 2004 ini terjadi pada semua mata pelajaran dan semua jenjang sekolah pada Kurikulum 2006. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran di kelas, terlebih jika sekolah berkehendak akan melaksanakan Kurikulum 2006 secara penuh pada tahun pembelajaran 2006/2007 ini.
Perubahan lain adalah bahwa pembelajaran di kelas I, II dan III SD/MI perlu dilaksanakan secara tematik, sementara untuk kelas IV, V dan VI dengan pembelajaran bidang studi. Khusus untuk IPA dan IPS di SD digunakan pendekatan pembelajaran terpadu.
Sedangkan IPA dan IPS di SMP yang semula SK dan KD-nya disusun dengan menggunakan pendekatan sub-bidang studi, pada Kurikulum 2006 tidak lagi menggunakan pendekatan tersebut. Hal ini berdampak pada manajemen kurikulum dan pembelajaran di kelas.
Sementara itu di SMA/SMK tidak ada perubahan seperti yang ada di SD dan sebagian di SMP. Namun bukan berarti tidak ada perubahan atau penataan KD di kurikulum SMA/SMK. Jumlah SK dalam Kurikulum 2004 yang semula 1 atau beberapa pada setiap mata pelajaran, pada Kurikulum 2006 dikembangkan menjadi beberapa SK . SK-SK ini sebagian besar diambil isi SK dalam Kurikulum 2004.
Namun kalau dicermati, ternyata SK-SK dalam Kurikulum SMA 2006 ini identik, sangat mirip dengan KD-KD dalam Kurikulum SMA 2004. Demikian pula KD-KD pada Kurikulum 2006 ini sangat identik dengan indikator pencapaian pada Kurikulum 2004. Dengan kata lain, terdapat “peningkatan status KD dan Indikator” pada Kurikulum 2004, sehingga menjadi SK dan KD pada Kurikulum SMA 2006.
Kalau terjadi banyak kali kasus seperti ini, rasanya tidak elok jika kita masih saja mengatakan bahwa Kurikulum 2004 sama dengan Kurikulum 2006, atau perubahan yang ada tidak banyak. Kalau mau melihat seberapa banyak perubahan kedua kurikulum tersebut, buatlah matriks pemetaan SK dan KD + indikator dari kurikulum dengan Kurikulum 2006. Pasti kepala puyeng, dan mata berkunang-kunang.
IMPLIKASI PADA MANAJEMEN KURIKULUM & PEMBELAJARAN
Akibat perubahan dan penataan kembali SK dan KD pada Kurikulum 2006, maka akan berdampak pada manajemen kurikulum dan pembelajarannya. Sebagai misal, bagaimana membuat jadwal pelajaran pada kelas I s.d. III SD/MI sesuai dengan model pembelajaran tematik. Sedangkan selama ini guru Pendidikan Agama dan Penjas Orkes adalah guru bidang studi? Bagaimana mengisi rapor siswa? Bagaimana penilaiannya? Demikian pula dengan mata pelajaran IPS dan IPA di SMP/MTs. Karena tidak lagi menggunakan pola sub-bidang studi, maka pengaturan siapa yang mengajarkan KD tertentu sesuai dengan rumpun ilmu pembentuknya harus disusun dengan baik.
Ambil contoh, di KD IPA SMP pada semester 1 kelas VII terkait dengan Fisika dan Kimia. Sementara untuk Biologi terdapat pada semester 2. Nah, apakah guru Biologi ini akan dibiarkan menganggur selama satu semester untuk menunggu gilirannya pada semester 2? Atau guru Fisika kemudian akan menganggur setelah satu semester mengajar? Bagaimana dengan guru-guru di sekolah swasta yang hanya dibayar sesuai jam riil mengajarnya? Dalam pelajaran IPS, kasus ini juga akan terjadi.
Persoalan manajemen kurikulum dan pembelajaran yang sangat berbeda antara Kurikulum 2004 dengan Kurikulum 2006. Kedua persoalan ini akan sangat dirasakan oleh para guru pengajarnya karena mereka adalah perencana, pelaksana dan penilai pembelajaran. Merekalah yang akan dibingungkan setiap hari dalam melaksanakan tugasnya.
Jadi, sekali lagi, jika perbedaan antara kedua kurikulum tersebut sangat sugnifikan. Dan para guru adalah “korban” pertama dari perubahan kurikulum ini. Secara rinci perubahan kurikulum pada masing-masing jenjang sekolah akan saya kupas dalam tulisan-tulisan berikutnya. Selamat menikmati perubahan!
Samarinda, 29 Juli 2006


Sumber: http://rijono.wordpress.com/2008/02/28/kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006-ktsp-me

Perbedaan Kurikulum 2004 dan 2006

Banyak kalangan, termasuk aparat Depdiknas dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membuat statement bahwa Kurikulum 2004 (atau KBK) tidak terlalu jauh berbeda dengan Kurikulum 2006 yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan baru ditetapkan pemberlakuannya oleh Mendiknas melalui Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tanggal 2 Juni 2006. Saya tidak tahu, apakah penyataan mereka itu dimaksudkan untuk “menghibur guru” agar tidak resah menghadapi perubahan kurikulum ini. Mengingat Kurikulum 2004 ini masih dalam taraf ujicoba yang lebih luas sejak tahun pembelajaran 2004/2005 dan belum semua sekolah sudah menerapkan secara utuh Kurikulum 2004. Namun apa daya, kini sudah dimunculkan kurikulum baru, Kurikulum 2006. Sehingga muncullah statement yang “menghibur” tersebut.

Hal ini adalah ironis, karena menunjukkan pemahaman yang sangat dangkal mereka terhadap Kurikulum 2006 tersebut. Saya menduga mereka hanya “mengulang-ulang” pernyataan dari BSNP, aparat Pusat Kurikulum, Pejabat Depdiknas yang bermaksud meredam agar Kurikulum 2006 tidak mendapat tentangan dari ujung tombak pendidikan : guru dan sekolah, atau gejolak yang meresahkan masyarakat dan dunia pendidikan. Jika saja mereka sudah melakukan pembandingan secara mendalam kedua kurikulum tersebut, niscaya mereka akan mengatakan bahwa Kurikulum 2004 dengan Kurikulum 2006 berbeda secara nyata, secara signifikan. Memang harus diakui dalam beberapa hal ada kesamaan atau kemiripan antara keduanya.

Berikut ini saya rangkum perbedaan dan persamaan antara Kurikulum 2004 dan Kurikulum 2006 (periksa tabel)

Tabel : Perbandingan Kurikulum 2004 dan 2006

ASPEK

KURIKULUM 2004

KURIKULUM 2006

1. Landasan Hukum

  • Tap MPR/GBHN Tahun 1999-2004

  • UU No. 20/1999 – Pemerintah-an Daerah

  • UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian diganti dengan UU No. 20/2003

  • PP No. 25 Tahun 2000 tentang pembagian kewenangan

  • UU No. 20/2003 – Sisdiknas

  • PP No. 19/2005 – SPN

  • Permendiknas No. 22/2006 – Standar Isi

  • Permendiknas No. 23/2006 – Standar Kompetensi Lulusan

2. Implementasi /

Pelaksanaan

Kurikulum

  • Bukan dengan Keputusan/ Peraturan Mendiknas RI

  • Keputusan Dirjen Dikdasmen No.399a/C.C2/Kep/DS/2004 Tahun 2004.

  • Keputusan Direktur Dikme-num No. 766a/C4/MN/2003 Tahun 2003, dan No. 1247a/ C4/MN/2003 Tahun 2003.

  • Peraturan Mendiknas RI No. 24/2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri No. 22 tentang SI dan No. 23 tentang SKL

3. Ideologi Pendidik-

an yang Dianut

  • Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif

  • Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif

4. Sifat (1)

  • Cenderung Sentralisme Pendidikan : Kurikulum disusun oleh Tim Pusat secara rinci; Daerah/Sekolah hanya melaksanakan

  • Cenderung Desentralisme Pendidikan : Kerangka Dasar Kurikulum disusun oleh Tim Pusat; Daerah dan Sekolah dapat mengembangkan lebih lanjut.

5. Sifat (2)

  • Kurikulum disusun rinci oleh Tim Pusat (Ditjen Dikmenum/ Dikmenjur dan Puskur)

  • Kurikulum merupakan kerangka dasar oleh Tim BSNP

6. Pendekatan

  • Berbasis Kompetensi

  • Terdiri atas : SK, KD, MP dan Indikator Pencapaian

  • Berbasis Kompetensi

  • Hanya terdiri atas : SK dan KD. Komponen lain dikembangkan oleh guru

7. Struktur

  • Berubahan relatif banyak dibandingkan kurikulum sebelumnya (1994 suplemen 1999)

  • Ada perubahan nama mata pelajaran

  • Ada penambahan mata pelajaran (TIK) atau penggabungan mata pelajaran (KN dan PS di SD)

  • Penambahan mata pelajaran untuk Mulok dan Pengem-bangan diri untuk semua jenjang sekolah

  • Ada pengurangan mata pelajaran (Misal TIK di SD)

  • Ada perubahan nama mata pelajaran

  • KN dan IPS di SD dipisah lagi

  • Ada perubahan jumlah jam pelajaran setiap mata pelajaran

8. Beban Belajar

  • Jumlah Jam/minggu :

  • SD/MI = 26-32/minggu

  • SMP/MTs = 32/minggu

  • SMA/SMK = 38-39/minggu

  • Lama belajar per 1 JP:

  • SD = 35 menit

  • SMP = 40 menit

  • SMA/MA = 45 menit

  • Jumlah Jam/minggu :

  • SD/MI 1-3 = 27/minggu

  • SD/MI 4-6 = 32/minggu

  • SMP/MTs = 32/minggu

  • SMA/MA= 38-39/minggu

  • Lama belajar per 1 JP:

  • SD/MI = 35 menit

  • SMP/MTs = 40 menit

  • SMA/MA = 45 menit

9. Pengembangan

Kurikulum lebih

lanjut

  • Hanya sekolah yang mampu dan memenuhi syarat dapat mengembangkan KTSP.

  • Guru membuat silabus atas dasar Kurikulum Nasional dan RP/Skenario Pembelajaran

  • Semua sekolah /satuan pendidikan wajib membuat KTSP.

  • Silabus merupakan bagian tidak terpisahkan dari KTSP

  • Guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

10. Prinsip

Pengembangan

Kurikulum

  1. Keimanan, Budi Pekerti Luhur, dan Nilai-nilai Budaya

  2. Penguatan Integritas Nasional

  3. Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika

  4. Kesamaan Memperoleh Kesempatan

  5. Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi

  6. Pengembangan Kecakapan Hidup

  7. Belajar Sepanjang Hayat

  8. Berpusat pada Anak

  9. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan

  1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

  2. Beragam dan terpadu

  3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

  4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

  5. Menyeluruh dan berkesinam-bungan

  6. Belajar sepanjang hayat

  7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

11. Prinsip

Pelaksanaan

Kurikulum

Tidak terdapat prinsip pelaksanaan kurikulum

  1. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.

  1. Menegakkan lima pilar belajar:

  1. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,

  2. belajar untuk memahami dan menghayati,

  3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

  4. belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain,

  5. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembela-jaran yang efektif, aktif, kreatif & menyenangkan.

3. Memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan perbaik-an, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisinya dengan memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

  1. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling meneri-ma dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada

5. Menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan meman-faatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

6. Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

7. Diselenggarakan dalam kese-imbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

12. Pedoman

Pelaksanaan

Kurikulum

  1. Bahasa Pengantar

  2. Intrakurikuler

  3. Ekstrakurikuler

  4. Remedial, pengayaan, akselerasi

  5. Bimbingan & Konseling

  6. Nilai-nilai Pancasila

  7. Budi Pekerti

  8. Tenaga Kependidikan

  9. Sumber dan Sarana Belajar

  10. Tahap Pelaksanaan

  11. Pengembangan Silabus

  12. Pengelolaan Kurikulum

Tidak terdapat pedoman pelaksanaan kurikulum seperti pada Kurikulum 2004.

Untuk sementara baru 12 aspek yang saya temukan, dimana hanya 2 (dua) hal saja yang sama, yakni landasan ideologis dan pendekatan yang digunakan. Sementara 10 aspek lainnya berbeda sangat nyata, meskipun ada kemiripan pada butir-butir tertentu.

PERBEDAAN ESENSI SK DAN KD

Hal yang sering dikatakan oleh pejabat Depdiknas dan Dinas Pendidikan, bahwa Kurikulum 2004 dan 2006 adalah pada aspek Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya. Sepintas memang ya, padahal sesungguhnya tidak semuanya benar.

Dalam Kurikulum SD/MI 2004 hanya terdapat satu SK masing-masing jenjang kelas untuk hampir semua mata pelajaran. Namun dalam Kurikulum 2006 terdapat dua SK untuk setiap jenjang kelas untuk seluruh mata pelajaran plus rinciannya pada kelas dan pelajaran tertentu. Masing-masing SK sudah diplot mana yang untuk semester 1 dan 2. Sementara itu, batasan semacam ini tidak ada pada Kurikulum 2004.

KD-KD yang ada dalam Kurikulum 2004 ada yang masih digunakan dengan rumusan yang sama atau mirip dengan rumusan KD dalam Kurikulum 2006. Ada beberapa KD Kurikulum 2004 yang dibuang. Ada beberapa KD yang baru dalam Kurikulum 2006. Sehingga kalau ruang lingkup materi (scope) ini dijadikan ukuran, maka memang tidak terlalu banyak perbedaan Kurikulum 2004 dengan Kurikulum 2006. Namun KD-KD yang ada dalam Kurikulum 2004 tersebut direkonstruksikan kembali, ditata kembali sedemikian rupa sehingga menjadi sangat berbeda dalam urutannya (sequence).

Walaupun ruang lingkup materi yang sama antara kedua kurikulum tersebut, namun karena urutan penyajian per kelasnya menjadi berbeda, maka kedua kurikulum tersebut berbeda. Sebagai contoh, ada KD pada kelas III SD untuk mata pelajaran IPS yang dipindahkan ke kelas II. Beberapa KD dalam mata pelajaran IPS di SD dipindahkan dari kelas VII ke kelas VIII, atau sebaliknya. KD untuk PKN di SMP dipindahkan ke kelas VIII dan IX dari kelas VII. Sebaliknya ada KD di kelas VIII yang diturunkan ke kelas VII.

Pemindahan KD sebagai penataan kembali KD dari Kurikulum 2004 ini terjadi pada semua mata pelajaran dan semua jenjang sekolah pada Kurikulum 2006. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran di kelas, terlebih jika sekolah berkehendak akan melaksanakan Kurikulum 2006 secara penuh pada tahun pembelajaran 2006/2007 ini.

Perubahan lain adalah bahwa pembelajaran di kelas I, II dan III SD/MI perlu dilaksanakan secara tematik, sementara untuk kelas IV, V dan VI dengan pembelajaran bidang studi. Khusus untuk IPA dan IPS di SD digunakan pendekatan pembelajaran terpadu.

Sedangkan IPA dan IPS di SMP yang semula SK dan KD-nya disusun dengan menggunakan pendekatan sub-bidang studi, pada Kurikulum 2006 tidak lagi menggunakan pendekatan tersebut. Hal ini berdampak pada manajemen kurikulum dan pembelajaran di kelas.

Sementara itu di SMA/SMK tidak ada perubahan seperti yang ada di SD dan sebagian di SMP. Namun bukan berarti tidak ada perubahan atau penataan KD di kurikulum SMA/SMK. Jumlah SK dalam Kurikulum 2004 yang semula 1 atau beberapa pada setiap mata pelajaran, pada Kurikulum 2006 dikembangkan menjadi beberapa SK . SK-SK ini sebagian besar diambil isi SK dalam Kurikulum 2004.

Namun kalau dicermati, ternyata SK-SK dalam Kurikulum SMA 2006 ini identik, sangat mirip dengan KD-KD dalam Kurikulum SMA 2004. Demikian pula KD-KD pada Kurikulum 2006 ini sangat identik dengan indikator pencapaian pada Kurikulum 2004. Dengan kata lain, terdapat “peningkatan status KD dan Indikator” pada Kurikulum 2004, sehingga menjadi SK dan KD pada Kurikulum SMA 2006.

Kalau terjadi banyak kali kasus seperti ini, rasanya tidak elok jika kita masih saja mengatakan bahwa Kurikulum 2004 sama dengan Kurikulum 2006, atau perubahan yang ada tidak banyak. Kalau mau melihat seberapa banyak perubahan kedua kurikulum tersebut, buatlah matriks pemetaan SK dan KD + indikator dari kurikulum dengan Kurikulum 2006. Pasti kepala puyeng, dan mata berkunang-kunang.

IMPLIKASI PADA MANAJEMEN KURIKULUM & PEMBELAJARAN

Akibat perubahan dan penataan kembali SK dan KD pada Kurikulum 2006, maka akan berdampak pada manajemen kurikulum dan pembelajarannya. Sebagai misal, bagaimana membuat jadwal pelajaran pada kelas I s.d. III SD/MI sesuai dengan model pembelajaran tematik. Sedangkan selama ini guru Pendidikan Agama dan Penjas Orkes adalah guru bidang studi? Bagaimana mengisi rapor siswa? Bagaimana penilaiannya? Demikian pula dengan mata pelajaran IPS dan IPA di SMP/MTs. Karena tidak lagi menggunakan pola sub-bidang studi, maka pengaturan siapa yang mengajarkan KD tertentu sesuai dengan rumpun ilmu pembentuknya harus disusun dengan baik.

Ambil contoh, di KD IPA SMP pada semester 1 kelas VII terkait dengan Fisika dan Kimia. Sementara untuk Biologi terdapat pada semester 2. Nah, apakah guru Biologi ini akan dibiarkan menganggur selama satu semester untuk menunggu gilirannya pada semester 2? Atau guru Fisika kemudian akan menganggur setelah satu semester mengajar? Bagaimana dengan guru-guru di sekolah swasta yang hanya dibayar sesuai jam riil mengajarnya? Dalam pelajaran IPS, kasus ini juga akan terjadi.

Persoalan manajemen kurikulum dan pembelajaran yang sangat berbeda antara Kurikulum 2004 dengan Kurikulum 2006. Kedua persoalan ini akan sangat dirasakan oleh para guru pengajarnya karena mereka adalah perencana, pelaksana dan penilai pembelajaran. Merekalah yang akan dibingungkan setiap hari dalam melaksanakan tugasnya.

Jadi, sekali lagi, jika perbedaan antara kedua kurikulum tersebut sangat sugnifikan. Dan para guru adalah “korban” pertama dari perubahan kurikulum ini. Secara rinci perubahan kurikulum pada masing-masing jenjang sekolah akan saya kupas dalam tulisan-tulisan berikutnya. Selamat menikmati perubahan!

Samarinda, 29 Juli 2006



Sumber: http://rijono.wordpress.com/2008/02/28/kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006

SK dan KD Biologi SMA/MA

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Biologi SMA/MA

Kelas X, Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu

1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup Biologi

1.2 Mendeskripsikan objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, dan bioma)

2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup

2.1 Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan

2.2 Mendeskripsikan ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria dan peranannya bagi kehidupan

2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista, dan peranannya bagi kehidupan

2.4 Mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan, dan kajian literatur serta peranannya bagi kehidupan



Kelas X, Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati

3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan

3.2 Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam

3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi

3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan


4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

4.1 Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan

4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan

4.3 Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah

4.4 Membuat produk daur ulang limbah

Kelas XI, Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

1.1 Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

1.2 Mengidentifikasi organela sel tumbuhan dan hewan

1.3 Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis)

2. Memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan, serta penerapannya dalam konteks Salingtemas

2.1 Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkannya dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan

2.2 Mendeskripsikan struktur jaringan hewan Vertebrata dan mengaitkannya dengan fungsinya

3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

3.1 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia

3.2 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah



Kelas XI, Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

3.3 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)

3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung)

3.5 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga)

3.6 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)

3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia

3.8 Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit



Kelas XII, Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan

1.1 Merencanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan

1.2 Melaksanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan

1.1 Mengkomunikasikan hasil percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan

2. Memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme

2.1 Mendeskripsikan fungsi enzim dalam proses metabolisme

2.2 Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat

2.3 Menjelaskan keterkaitan antara proses metabolisme karbohidrat dengan metabolisme lemak dan protein

3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada Salingtemas

3.1 Menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom

3.2 Menjelaskan hubungan gen (DNA)-RNA-polipeptida dan proses sintesis protein

3.3 Menjelaskan keterkaitan antara proses pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat

3.4 Menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat

3.5 Menjelaskan peristiwa mutasi dan implikasinya dalam Salingtemas



Kelas XII, Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

4. Memahami teori evolusi serta implikasinya pada Salingtemas

4.1 Menjelaskan teori, prinsip, dan mekanisme evolusi biologi

4.2 Mengkomunikasikan hasil studi evolusi biologi

4.3 Mendeskripsikan kecenderungan baru tentang teori evolusi

5. Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada Salingtemas

5.1 Menjelaskan arti, prinsip dasar, dan jenis-jenis bioteknologi

5.2 Menjelaskan dan menganalisis peran bioteknologi serta implikasi hasil-hasil bioteknologi pada Salingtemas



E. Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.

Sumber: http://aansma11.blogspot.com/2007/06/ktsp-biologi-smama.html

SKL SMA/MA Biologi

No.

Materi

Kompetensi yang Diujikan

Bentuk Penilaian

1

Keanekaragaman hayati

- Mampu menentukan variasi pada tingkat yang berbeda dan mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan sistem tertentu

Tes tertulis dan praktek

2

Virus dan monera

- Menjelaskan struktur tubuh, reproduksi maupun peranan virus dan monera

Tes tertulis

3

Tumbuhan ganggang, lumut dan tumbuhan paku

- Menentukan ciri, reproduksi dan peranan dari ganggang, lumut, tumbuhan paku

Tes tertulis

4

Invertebrata

- Menjelaskan ciri, reproduksi dan peranan dari protozoa, porifera, coelenterata, cacing, moluska dan ekinodermata

Tes tertulis

5

Jamur

- Menjelaskan ciri, reproduksi dan peranan dari zygomicotina, ascomycotina, basidiomicotina dan deuteromicotina

Tes tertulis

6

Ekologi

- Memahami prinsip ekologi, interaksi antar komponen dari tingkat individu sampai tingkat bioma dan perkembangan ekosistem

Tes tertulis

7

Aksi interaksi

- Menjelaskan prinsip dan pola interaksi yang melibatkan faktor biotik, abiotik, rantai makanan, aliran energi dan siklus biogeokimia dalam ekosistem

Tes tertulis

8

Lingkungan

- Menerapkan prinsip etika lingkungan untuk menjaga keseimbangan lingkungan

Tes tertulis

9

Pelestarian sumber daya alam hayati

- Menjelaskan cara melestarikan sumber daya alam hayati

Tes tertulis

10

Struktur hewan

- Memahami struktur hewan dari jaringan, organ sampai sistem organ

Tes tertulis

11

Struktur tumbuhan

- Memahami struktur fungsi jaringan tumbuhan dan mengkomunikasi hasil pengamatan tentang jaringan dan organ

Tes tertulis

12

Pertumbuhan dan perkembangan

- Mampu menjelaskan proses pertumbuhan dan perkembangan disertai faktor yang mempengaruhinya

Tes tertulis

13

Gerak pada tumbuhan

- Memahami berbagai macam gerak tumbuhan dan penyebabnya

Tes tertulis

14

Mekanisme gerak pada vertebrata

- Menjelaskan mekanisme gerak pada hewan vertebrata

Tes tertulis


No.

Materi

Kompetensi yang Diujikan

Bentuk Penilaian

15

Transportasi pada tumbuhan

- Memahami pengangkutan bahan pada tumbuhan melalui difusi, osmosis dan transpor aktif

Tes tertulis

16

Sistem sirkulasi pada hewan dan manusia

- Memahami alat, proses dan sirkulasi pada manusia atau hewan, serta kelainan pada sistem sirkulasi manusia

Tes tertulis

17

Sistem percernaan makanan

- Menjelaskan fungsi zat makanan dan proses pencernaan makanan pada manusia dan hewan, serta gangguan pada sistem pencernaan manusia

Tes tertulis dan praktek

18

Sistem pernapasan

- Menjelaskan alat respirasi, proses dan gangguan pada sistem respirasi

Tes tertulis

19

Sistem ekskresi

- Menjelaskan alat, proses, dan gangguan pada sistem ekskresi

Tes tertulis

20

Sistem koordinasi

- Menjelaskan struktur fungsi alat, proses dan gangguan pada sistem saraf, indera dan endokrin

Tes tertulis

21

Sistem Reproduksi

- Menjelaskan struktur dan fungsi alat, serta proses reproduksi pada tumbuhan biji dan mamalia

Tes tertulis

22

Pemencaran organisme

- Menentukan hubungan antara struktur alat pemencaran dan penyebab pemencaran pada tumbuhan

Tes tertulis

23

Sel

- Memahami struktur dan fungsi bagian-bagian sel

Tes tertulis

24

Reproduksi sel

- Memahami proses mitosis dan meiosis

Tes tertulis

25

Metabolisme

- Memahami tahapan-tahapan dalam proses metabolisme

Tes tertulis dan praktek

26

Substansi genetika

- Mendeskripsikan struktur dan fungsi substansi genetik

Tes tertulis

27

Pola-pola hereditas dan Hereditas pada manusia

- Menerapkan prinsip pola-pola hereditas pada kasus yang diberikan baik pada tumbuhan, hewan atau manusia

Tes tertulis

28

Mutasi

- Memahami penyebab, akibat dan macam mutasi

Tes tertulis

29

Asal usul kehidupan

- Memahami asal usul kehidupan berdasarkan evolusi biologi dan evolusi kimia

Tes tertulis

30

Evolusi

- Menjelaskan fenomena evolusi, mekanisme evolusi dan petunjuk adanya evolusi

Tes tertulis

31

Biogeografi

- Menghubungkan daerah sebaran organisme dengan organisme yang ada

Tes tertulis

32

Upaya manusia dalam pengembangan sumber daya alam hayati

- Memahami usaha manusia dalam pengembangan tanaman dan hewan untuk meningkatkan pemanfaatannya dan pelestarian sumber daya alam hayati

Tes tertulis

33

Bioteknologi

- Memahami proses bioteknologi beserta keuntungan dan kerugiannya

Tes tertulis

B I O L O G I

SMP Nasional Kontraktor Production Sharing (KPS) Balikpapan

MENGUJI KARBOHIDRAT PADA TANAMAN

Siswa secara berkelompok melakukan kegiatan menutup sebagian daun dengan kertas timah/aluminium foil/kertas karbon untuk menghalangi sinar matahari agar tanaman tidak melakukan fotosintesis.

Siswa sedang menutup sebagian daun pada beberapa tanaman

Kurikulum Biologi Kelas IX

Standar Kompetensi 1 :

Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi Dasar :

Mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia

Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Standar Kompetensi 2 :

Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

Kompetensi Dasar :

Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi.

Kurikulum Biologi Kelas VIII

Standar Kompetensi 1 :

Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi Dasar :

1.Menganalisis pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup

2.Mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia

3.Mendeskripsikan sistem gerak pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

4.Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan dan hubungannya dengan kesehatan

5.Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

6.Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Standar Kompetensi 2

Kurikulum Biologi Kelas VII

Standar Kompetensi 1 :

Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan

Kompetensi Dasar :

1. Melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik

2. Menggunakan mikroskop dan peralatan pendukung lainnya untuk mengamati gejala-gejala kehidupan

3. Menerapkan keselamatan kerja dalam melakukan pengamatan gejala-gejala alam

Standar Kompetensi 2 :

Memahami keanekaragaman makhluk hidup

Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup

2.Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya.